ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
OSTEOBLASTOMA
A. Konsep
Medis
1. Anatomi
fisiologi
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix
kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid
ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang
menjadi kaku dan kuat.
a. Proses pembentukan Tulang
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah
bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi
dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut
banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Proses osifikasi endokondral dimulai dengan ujung pada jaringan kartilago
yang disebut sebagai “pusat osifikasi primer” yang terlihat sejak perkembangan
periode fetal, walau beberapa tulang pendek memulai proses osifikasi setelah
kelahiran. Proses osifikasi kedua terjadi setelah lahir dan membentuk epipisis
dari tulang panjang dan tulang ekstremitas dari tulang iregular dan pipih. Baik
diapisis maupun epipisis dari tulang panjang dipisahkan oleh bagian akrtilago
(lempeng epipiseal). Saat anak sampai pada maturitas skeletal (usia 18 hingga
25 tahun), seluruh jaringan kartilago digantikkan dengan tulang, dengan jalan
menyatukan diapisis dan epipisis
b. Sel-sel Tulang
1) Osteoblast
: yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast
ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk
kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan
pendek.
2) Osteosit
: merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting
dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada
tulang.
3) Osteoklas
: sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian
yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini
berasal dari deretan sel monosit makrofag.
4) Sel
osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan
osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan
tulang. Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana
otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang
juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang
memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
2. Pengertian
1) Osteoblastoma
merupakan tumor jinak osteoblastoma dengan daerah dan jaringan
berklasifikasi(White dan pharoh).
2) Oteoblastoma
sebagai tumor jinal yang membentuk tulang dan osteoid
vascular(Ahmed dan Nwoku).
3) Osteoblastoma
merupakan neoplasma tulang jinak yang tidak menyebar dan jarang terjadi pada
rahang(Gordon dkk).
4) Osteoblastoma
merupakan jenis tumor jinak yang membentuk tulang dengan osteoid vascular dan
jaringan terklasifikasi yang tidak menyebar dan jarang terjadi pada rahang.
5) Osteoblastoma
adalah suatu lesi jinak tulang yang merupakan tumor osteoblastik agresif, yang
berarti bahwa hasil dalam deposisi tulang baru.
3. Etiologi
Penyebab pasti
osteoblastoma tidak diketahui. Tumor ini biasanya terjadi pada dekade kedua
kehidupan, tetapi rentang pada pasien dengan usia sekitar 5 tahun sampai 45
tahun. Prevalensi osteoblastoma
lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dengan rasio 3:1.
Osteoblastoma ini menyerang
vertebra dan tulang panjang. Tumor ini lebih besar daripada osteoid osteoma dan
terletak pada tulang berongga. Tumor ini berwarna kemerahan, dan tampaknya granular sehingga dapat diangkat sebagai diagnosis.
4. Epidemiologi
Oesteoblastoma
paling sering terjadi pada orang dewasa dan muda. Dengan usia puncak kejadian
pada umur 20 tahun an. Tumor paling umun terjadi pada dorsal tulang belakang
pada metaphisis/diaphisis tulang panjang dan jarang terjadi pada pelvis. Di AS
account oesteoblastoma sekitar 1% dari
semua tomur-tomur tulang primer . Usia rata-rata adalah 20 tahun dengan kisaran
6 bulan-75 thn. Resiko pasien pria:wanita adalah 2:1.
5. Klasifikasi
Menurut tumor
masyarakat stagging sistem muskuloskeletal (MSTS) tumor tulang jinak,
oesteoblastoma kebanyakan stadium 2 lesi.
a. Tahap
2 lesi dicirikan oleh karakteristik sitologi jinak, tetap intrakapsuler dan
tidak bermetastasis.
b. Stadium
3 oesteoblastoma, menghancurkan tulang jauh lebih agresif dan memperpanjang
ekstracapsularry, arsitektur dan striktur histologis sel tetap jinak.
7. Tanda
dan gejala
a. Nyeri
b. Pembengkakan
c. Atropi
daerah yang terkena.
d. Keterbatasan
gerak.
e. Kelemahan.
f.
Penurunan sensasi.
g. Kekakuan
otot
8. Pemeriksaan
diagnostic
a. Foto
polos tulang
b.
Radionuklida.
c.
Rontgen dada
d.
CT scan tulang
e.
CT scan dada untuk melihat penyebaran ke
paru-paru.
f.
Pemeriksaan dada termasuk kimia serum.
g.
Biopsi tumor. Biopsi tumor dilakukan
untuk mendapatkan sample jaringan tumor dan
diselanjutnya dikirim ke lab Patologi Anatomi (PA) : Gambaran patologisnya mirip dengan osteoid osteoma tetapi gambaran sel
dan vaskularisasinya lebih menyolok.
h.
Screaning tulang untuk melihat penyebaran
tumor.
9.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
tumor jinak biasanya tidak terlalu sulit dibandingkan dengan tumor ganas.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada osteoblastoma adalah eksisi tumor, kemudian
rongga yang terjadi diisi dengan tulang dari tempat lain.
a.
Operasi
Sasaran
penatalaksanaan adalah menghancurkan atau mengangkat tumor. Ini dapat dilakukan
dengan eksisi bedah (berkisar dari eksisi local sampai amputasi disartikulasi).
Sasaran utama dapat dilakukan dengan eksisi luas dengan teknik grafting restorative.
Prosedur
mempertahankan ekstremitas hanya mengangkat tumor dan jaringan di sekitarnya.
Bagian yang direseksi diganti dengan prosthesis yang telah diukur artroplasti
sendi total atau jaringan tulang dari klien sendiri (autograft), atau dari
donor cadaver (alograft).
Jaringan
lunak dan pembuluh darah mungkin memerlukangrafting akibat luasnya eksisi.
Komplikasi yang mungkin timbul adalah infeksi, pelonggaran, atau dislokasi
prosthesis, allograft non-union, fraktur, devitalisasi kulit dan jaringan lunak,
fibrosis sendi, dan kambuhan tumor. Fungsi dan rehabilitasi setelah pertahanan
ekstremitas bergantung pada kemampuan memperkecil komplikasi dan dorongan
positif.
Ketahanan
dan kualitas hidup merupakan pertimbangan penting pada prosedur yang berupaya
mempertahankan ekstremitas yang sakit.
Eksisi
tumor melalui operasi dapat dilakukan dengan beberapa teknik :
1)
Intralesional atau intrakapsular
2)
Eksisi marginal. Eksisi marginal adalah
pengeluaran tumor di luar dari kapsulnya. Teknik ini terutama dilakukan pada tumor
jinak atau tumor ganas jenis low grade malignancy.
3)
Eksisi luas. Pada eksisi luas, tumor
dikeluarkan secara utuh disertai jaringan di sekitar tumor yang berupa
pseudo-kapsul atau jaringan yang bereaksi di luar tumor. Tindakan eksisi luas
dilakukan pada tumor ganas dan biasanya dikombinasi dengan pemberian kemoterapi
atau radioterapi pada pra/pasca operasi
4)
Operasi radikal. Operasi radikal
dilakukan seperti pada eksisi luas dan ditambah dengan pengeluaran seluruh
tulang serta sendi dan jaringan sebagai satu bagian yang utuh. Cara ini
biasanya berupa amputasi anggota gerak di atasnya dan disertai pengeluaran
sendi di atasnya.
b.
Bone Graft
Bone
graft atau cangkokan tulang adalah tulang yang dicangkokkan dari satu
bagian kerangka lain untuk membantupenyembuhan, memperkuat atau memperbaiki
fungsi tulang. Bahan yang digunakan dalam cangkok tulang dapat berasal
dari tubuh pasien, dari donor atau dari buatan manusia. Dalam banyak
kasus, bone graft digunakan untuk mengisi ruang kosong yang mungkin telah dibuat
dalam atau antara tulang tulang belakang oleh penyakit, cedera, cacat atau
selama prosedur bedah seperti fusi tulang belakang.
Cangkokan
tulang yang ditransplantasikan langsung dari satu bagian kerangka tulang
individu itu sendiri disebut cangkokan tulang autogenous atau tulang
autografts. Dalam kebanyakan kasus, cangkokan tulang ini lebih banyak
digunakan. Graft tulang diambil dari tulang pinggul, tulang rusuk atau
kaki. Tulang autograft adalah salah satu yang paling aman untuk digunakan
karena resiko rendah penyakit transmisi. Ini juga menawarkan kesempatan
yang lebih baik penerimaan dan efektivitas dalam transplantasi situs, karena
mengandung sel-sel dan protein dari tubuh pasien itu sendiri.
Cangkokan
tulang yang berasal dari donor disebut tulang allograft. Tulang allograft
biasanya diambil dari cadaver. Jenis tulang allograft digunakan untuk operasi
tulang belakang. Tulang dibersihkan dan didesinfeksi untuk mengurangi
kemungkinan transmisi penyakit dari donor. Tidak seperti tulang autograft,
tulang allograft tidak selalu memiliki sifat kekuatan yang sama atau sel-sel
dan protein yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang baru.
c.
Tindakan keperawatan
1)
Manajemen nyeri
Teknik
manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi,
dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2)
Mengajarkan mekanisme koping yang
efektif.
Motivasi
klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan
secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau
rohaniawan.
3)
Pendidikan kesehatan
Pasien
dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.(Smeltzer. 2001)
10. Prognosis
Pada
permulaannya prognosis osteoblastoma adalah buruk, five years survival rate-nya
hanya berkisar antara 10-20%, belakangan ini dengan terapi ajuvan berupa
kemoterapi yang intensif, maka five years survival rate menjadi lebih baik,
mencapai 60-70%, bahkan ada yang mencapai 100%.
Berkat
kemoterapi pra bedah maka tindakan amputasi juga sudah jauh berkurang. Sekarang
di pusat-pusat pengobatan tumor/kanker tulang yang lengkap, lebih sering
dilakukan tindakan limb salvage
B.
Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Identitas klien: Nama, alamat, umur, jenis
kelamin dll
b.
Riwayat kesehatan
1)
Nyeri, biasanya meningkat beratnya dengan seiring
bertambahnyawaktu
2)
Pembengkakan
3)
Atrophy daerah yang terkena
4)
Ketika osteoblastoma terjadi di
tulang belakang:
a)
Nyeri scoliosis
b)
Otot kejang
c)
Keterbatasan rentang gerak
c.
Beri saran kepada pasien untuk
membicarakan masalah dan perjalanan gejala. Perhatikan pemahaman pasien
dan keluarga tentang penyakit dan proses penyakit, koping terhadapmasalah,
dan penatalaksanaan nyeri.
d.
Palpasi massa dengan lembut saat
melakukan pemeriksaan fisik. Perhatikan ukuran danpembengkakan jaringan
lunak yang berkaitan, nyeri, dan nyeri tekan.
e.
Kaji status neuromuskuler dan rentang
gerak ekstremitas.
f.
Evaluasi mobilitas dan kemampuan
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri akut berhubungan dengan ekspansi
tumor yang cepat dan penekanan pada jaringan sekitarnya.
b.
Hambatan mobilisasi fisik berhubungan
dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot.
c.
Ansietas berhubungan dengan prognosis
penyakit
d.
Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan input yang kurang
e.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi tetang tanda dan gejala penyakit.
A. NCP
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN DAN KRITERIA
HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Nyeri akut yang
berhubungan dengan spasme otot ditandai dengan klien mengeluh nyeri mengeluh
bengkak pada pergelangan tangan, terdapat fraktur traumatic pada vertebra,
klien tampak meringis.
|
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan criteria hasil
klien dapat mengekspresikan perasaan nyerinya, klien dapat tenang dan
istirahat, klien dapat mandiri dalam penanganan dan perawatannya secara
sederhana
|
1. Evaluasi
keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk
intensitas (skala 1-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada
tanda vital dan emosi/prilaku).
|
1. Mempengaruhi
pilihan/pengawasan keefektifan intervensi
|
2. Ajarkan
klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya
|
2. alternative
lain untuk mengatasi nyeri misalnya kompres hangat, mengatur posisi untuk
mencegah kesalahan posisi pada tulang/jaringan yang cedera
|
|||
3. Dorong
menggunakan teknik manajemen stress contoh relaksasi progresif, latihan
nafasa dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan teraupetik
|
3. Memfokuskan
kembali perhatian, meningkatkan rasa control dan dapat meningkatkan kemampuan
koping dalam manajemen nyeri yang mungkin menetap untuk periode lebih lama
|
|||
4. Kolaborasi
dalam pemberian obat sesuai indikasi
|
4. diberikan
untuk menurunkan nyeri
|
|||
2
|
Hambatan mobilitas fisik
yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal
(kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh
kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina
menurun, dan terdapat penurunan tinggi badan
|
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik
dengan criteria hasil klien dapat meningkatkan mobilitas fisik,
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan, klien mampu
melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri
|
1. Kaji
tingkat kemampuan klien yang masih ada
|
1. sebagai
dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak yang sesuai dengan
kemampuannya
|
2. Rencanakan
tentang pemberian program latihan, ajarkan klien tentang aktivitas hidup
sehari-hari yang dapat dikerjakan
|
2. latihan
akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah
|
|||
3. Berikan
dorongan untuk melakukan aktivitas /perawatan diri secara bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
|
3. kemajuan
aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba, memberikan
bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan
aktivitas
|
(Berikan komentar anda)
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda juall. 2001. DokumentasiAsuhanKeperawatanEdisi 8.
Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. BukuSakuPatofisiologi. Jakarta : EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. RencanaAsuhanKeperawatanpedomanuntukperencanaankeperawatanpasien.Edisi3
.Jakarta : EGC.
Gole, Danielle & Jane Chorette. 1999.
RencanaAsuhanKeperawatanOnkologi. Jakarta : EGC.
http://asuhan-keperawatan-yuli.blogspot.com/2009/11/oleh-y.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar