A.
ANATOMI
DAN FISIOLOGI
Kelenjar
ini terdapat di belakng lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri
dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormone glucagon sedangkan
sel beta menhasilkan hormone insulin.
Insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicerna oleh enzim-enzim
pencernaan protein. Glukosa yang diabsorbsi dalam daerah sekresi insulin lebih
cepatmeningkatkan penyimpanan dalam hatidan meningkatkan glukosa dalam otot dan
meningkatkan transport glukosa.
Konsentrasi
glukosa darah mempunyai efek yang berlawana dengan sekresi glucagon, penurunan
glukosa darah meningkatkan sekresi glucagon. Glukosa rendah menyebabkan
pancreas menyekresi glucagon dalam jumlah besar, asam amino dari protein
meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan glukosa dalam darah.
B.
PENGERTIAN
Kista pankreas adalah
kumpulan cairan yang dibungkus oleh jaringan fibrosa pada jaringan pankreas
(KMB)
Tumor pankreas adalah
keganasan pada pankreas. Penyakit ini dihubungkan dengan tingginya mortalitas akibat
kurangnya gejala dini.
C.
PROGNOSIS
Dalam kenyataannya,
karsinoma pankreas memiliki angka keberhasilan hidup 5-tahun kurang dari .
Palimg rendah bila dibandingkan dengan 60 lokasi kanker lainnya. Pada penderita kista pancreas memiliki prognosis
yang masih belum jelas. (Warshaw & Fernandez-del
Castillo, 1992)
D.
EPIDEMIOLOGI
Insidens kanker
pankreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun lalu, khususnya diantara
orang-orang yang bukan kulit putih. Tumor pankreas meupakan penyebab kematian
terkemuka yang menempati urutan keempat di Amerika Serikat dan paling sering
ditemukan pada usia 60-an hingga 70-an.
E.
ETIOLOGI
Etiologi dari kista
pankreas yaitu :
1. Pankreatitis
akut
2. Pankreas
kronis
3. Anomali
kongenital
4. Trauma
pada pankreas
F.
FAKTOR
RESIKO
Kebiasaan merokok,
kontak dengan zat kimia industri atau toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi
lemak, daging ataupun keduanya, memiliki hubungan dengan peningkatan insiden
kanker pankreas meskipun peranannya dalam menyebabkan kelalaian keganasan masih
belum jelas seluruhnya. Resiko kanker pankreas akan meningkat bersamaan dengan tinginya kebiasaan merokok.
Diabetes melitus, pankreatitis kronis dan pankreatititis herediter juga
memiliki kaitan dengan kanker pankreas. Pankreas dapat pula menjadi tempat
metastasi dari tumor lain. (Warshaw & Fernandez-del Castillo, 1992)
G.
KLASIFIKASI
Klasifikasi dari tumor
pankreas adalah :
1. Kista
Non-neoplastik
a. Kista
kongenital disebabkan oleh anomali pertumbuhan duktus pankreatikus dan
kerapkali terdapat bersama dengan kista ginjal serta hati pada penyakit
polikistik kongenital.
b. Pseudokista
merupakan kumpulan material nekrotik-hemoragik terlokalisasi yang biasanya
unilokuler dan kaya akan enzim-enzim pankreas. Pseudokista hampir selalu
terjadi setelah serangan pankreatitis akut atau kronik. Lesi ini dapat
mengalami infeksi atau perdarahan. Pada pseudokista tidak tidak terdapat
dinding epitel tetapi sebaliknya lesi tersebut dilapisi oleh jaringan granulasi
yang mengalami fibrosis. Gejalanya meliputi nyeri abdomen.
2. Neoplasma
Neoplasma
pada pankreas secara garis besar dikelompokkan sbb:
a. Tumor
kistik
Kurang dari 5%
neoplasma pankreas merupakan tumor kistik, secara khas bentuk kistik ini
ditemukan sebagai massa yang tumbuh dengan lambat dan tanpa rasa nyeri.
1) Kistaadenoma
serosa
Neoplasma yang terutama
pada wanita berusia lebih dari 65 tahun ini biasanya berupa nodul yang soliter,
berukuran 6-10 cm dan berbatas jelas dengan jaringan parut berbentuk stelata di
bagian tengahnya. Tumor kistik ini tersusun dari banyak kista kecil yang
dilapisi oleh epitel kuboid yang seragam, beberapa kista yang berukuran lebih
besar berisi cairan encer dan berwarna kuning muda seperti warna jerami.
Epitelium tumor tersebut mengandung glikogen dan jumlah berlimpah. Prognosisnya
sangat baik dengan resiko transformasi menjadi ganas yang minimal.
2) Neoplasma
kistik musinosa
Neoplasma kistik
musinosa uniokuler atau multiokuler dengan diameter sampai 10 cm, berisi
material musin yang kental yang dinding
sel kolumner yang tinggi serta menghasilkan musin. Mayoritas neoplasma ini
terjadi pada wanita (90%) dan sebagian besar timbul pada kauda pankreas.
Neoplasma jenis ini diklasifikasikan sebagai kistadenoma, karsinoma borderline,
atau karsinoma in situ berdasarkan pleomorfisme epitelial. Sepertiga dari kasus
ini disertai adenomakarsinoma invasif.
3) Neoplasma
musinosa papilaris intraduktal
Neoplasma ini secra
luas mengenai duktus pankreatitis mayor dan menghasilkan musin dengan jumlah
ang sangat banyak. Epitelium yang neoplastik berbentuk kolumner, menghasilkan
musin dan biasanya bersifat papilaris. Gambaran yang khas adalah musin yang
merembes keluar dari ampula Vater yang bercabang-cabang dan melebar. Sebagian
besar tumbuh pada kaput pankreas, dan sepertiganya disertai karsioma invasif.
4) Tumor
solid-pseudopapilaris
Neoplasma yang berbentuk
bulat, dan berbatas jelas ini memiliki daerah-daerah yang padat dan kistik,
derah yang kistik terutama disebabkan oleh perdarahan dan degenaasi kistik.
Sel-sel neoplastik berukuran kecil dan seragam, tumbuh pada lembaran padat atau
tonjolan papilaris. Kebanyakan tumor ini terlihat pada remaja putri dan wanita
yang berusia dibawah 35 tahun, tindakan reseksi meupakan terai pilihan.
Meskipun sebagian tumor solid-pseudopapilaris bersifat lokal agresif sebagian
bebar memiliki perjalanan klinik yang jinak jika dilakukan reseksi total.
b. Neoplasma
solid
Neoplasma solid (padat)
lebih sering ditemukan daripada neoplasma kistik dan sering lebih ganas.
Karsinoma infiltratif
pada bagian eksokrin pankreas hempir selalu memperlihatkan diferensiasi
epitelial duktus pankreatikus dan dengan demikian merupakan adenokarsinoma
H.
PATOFISIOLOGI
Kista pankreas dapat
berukuran sangat besar. Karena terletak di belakang peritonium posterior, maka
ketika terjadi pembesaran, kista tersebut akan terjebak dan mendorong lambung
atau kolon yang berada di dekatnya. Akhirnya, akibat tekanan atau infeksi
sekunder akan timbut gejala yang membuat isi kista tersebut harus dialirkan
keluar.
Adenokarsinoma invasif
pada pankreas tumbuh dari lesi prekursor noninvasif yang ditentukan secara morfologis
dan dinamakan neoplasma intraepitelial pankreas. Mutasi bawaan pada gen BRCA2,
STK11, p16 dan PRSSI merupakan predisposisi terjadinya kanker pankreas.
Aktivasi mutasional onkogen KRAS terjadi pada 90% kanker pankreas. Gen supresor
tumor p16/CDKN2A mengalami inktivasi pada lebih dari 9%, TP53 pada 50% hingga
70% dan SMAD4?DPCA4 pada 55%. Perubahan genetik lainnya meliputi hipermetilasi
promotor gen supresor tumor dan amlifikasi gen lainnya yang meliputi gen AKT2.
Sebab-sebab terjadinya perubahan genetik dengan pola yang mengejutkan ini masih
belum diketahui.
I.
MANIFESTASI
KLINIK
Rasa nyeri, ikterus
atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien, dan seiring dengan penurunan
berat badan, tanda-tanda tersebut dipandang selah bagai tanda-tanda klasik
karsinoma pankreas. Manifestasi ini mungkin akan muncul setelah, pasien memasuki stadium yang sangat lanjut.
Tanda-tanda ini mencangkup penurunan berat badan yang cepat, mencolok dan
progresif disamping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samar-samar pada
abdomen bagian atas atau bagian tengah; gangguan ini sulit dijelaskan dan tidak
disertai gangguan fungsi gastrointestinal.
Gangguan
rasa nyaman menyebar
sebagai rasa nyeri yang menjengkelkan di bagian tengah punggung dan tidak
berhubungan dengan postur tubuh maupun aktvitas. Penderita sering merasakan
bahwa serangan nyeri dapat dikurangi jika ia duduk atau membungkuk; rasa nyeri
seringkali bertambah parah bila penderita berbaring terlentang. Nyeri dapat
bersifat progresif dan hebat. Nyeri akan terasa lebih hebat pada malam hari.
Asites
dapat terjadi akibat terlepasnya sel-sel ganas pada sel pankreas dan masuk ke
rongga peritonium yang dapat berakibat pada metastasis.
Suatu
tanda yang sangat penting adalah jika timbul gejala-gejala defiiensi insulin
yang terdiri dari glukosaria, hiperglikemia dan toleransi glukosa yang
abnormal. Diabetes dapat menjadi tanda dini karsinoma pankreas. Makan sering
meningkatkan nyeri epigastrium dan gambaran ini biasanya sudah terjadi beberapa
minggu sebelum munculnya ikterus serta pruritus. Pembuatan foto-seri
gastrointestinal memperlihatkan deformitas organ visera di dekat pankreas yang
disebabkan oleh massa pankreas yang terjepit itu.
J.
TEST DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan
USG
Dilakukan
untuk mendeteksi keberadaan tumor pankreas
2. CT Scan
3. ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholepancreatography)
Dapat
dilakukan untuk mengetahui anatomi pankreas dan mengevaluasi patensi drainase
pankreas. Merupakan pemeriksaan diagnostik yang penting untuk menegakkan
diagnosis karsinoma pankreas.
4. Biopsi
Biopi
aspirasi perkutan dengan jarum halus pada jaringan pankreas diperlukan untuk
mendiagnosis tumor pankreas dan memastikan apakah tumornya tidak dapat
direseksi; pemeriksaan ini akan menghilangkan stress dan nyeri akibat
pembedahan yang sudah tidak akan memberikan hasil.
Hasil
negatif –palsu akan didapatkan tumor yang kecil luput dari sasaran biopsi, dan
penyebaran kanker lewat jalur tusukan jarum dapat terjadi. Penyinaran dengan
dosis rendah dapat dilakukan untuk mengurangi resiko penyebaran kanker.
5. Pemeriksaan
Kolangiografi Thranshepatik Perkutan/Percutaneous Transhepatic Cholangiography
(PTC)
Merupakna
tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengenali obstruksi saluran empedu
oleh tumor pankreas.
6. Pemeriksaan
penanda tumor, misalnya CA 19-9, CEA, rasio testosteron terhadap
dihidrotestosteron. Meskipun demikian sampai saat ini belum ditemukan penanda
tumor karsinoma pankreas yang dapat diandalkan.
7. Pemeriksaan
Angiografi, laparoskopi, dan pemindai CT untuk mengetahui apakah tumor masih
dapat diangkat melalui pembedahan.
K.
PENATALAKSANAAN
1. Bedah
Tindakan
bedah yang harus dilakuakn biasanya cukup luas jika kita ingin menggangkat
tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian terapi definitif,
(yaitu, eksisi total lesi) sering tidak mungkn dilaksanakan karena pertumbuhan
tumor yang begitu luas. Tindakan bedah ini sering batas pada tindakan paliatif.
Apabila terjadi pankreatitis kronis menyertai
penyakit kandung empedu, maka penghilangan sumbatan dengan melakukan eksplorasi
duktus koledokus dan pengeluran batu di dalamnya harus diupayakan. Disamping
itu, perbaikan drainase duktus koledokus dan duktus pankreatikus harus
diupayakan dengan cara memtong sfingter Oddi, yaitu otot yang terletak pada
ampula Vater (pembedahan ini dikenal dengan nama sfingterotomi). Asuha
keperawatan sesudah pembedahan tersebut sama dengan yang dilakukan pada semua
pasien yang menjalani pembedahan saluran empedu. Sebuah pipa T (T Tube) biasanya dipasang dalam duktus
koledokus sehigga mengharuskan sistem drainase untuk mengumpulkan getah empedu
pasca bedah.
2. Radioterapi
dan kemoterapi
Meskipun
tumor paankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat
diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil [5-FU] ). Jika pasien
menjalani pembedahan, terapi radiasi intraoperatif (IORT = intraoperative
radiation therapy) dapat dilakukan dengan memberikan radiasi dosis tinggi pada
jaringan tumor dengan cedera minimal pada jaringan lain. Terapi radiasi
intraoperatif ini juga dapat mengurangi nyeri. Implantasi interstisial sumber radioaktif juga telah dilakukan
meskipun angka komplikasinya tinggi. Pemasangan stent bilier yang besar dan
dilakukan secara perkutan atau melalui endoskopi dapat dilakukan untuk
mengurangi gejala ikterus.
3. Drainase
Drainase
ke dalam traktus gastrointestinal atau
melalui permukaan kulit dinding abdomen dapat dibuat. Melalui cara drainase
ini, pengaliran cairan cenderung sangat banyak dan bersifat destruktif bagi
jaringan karena kandungan enzim di dalamnya. Dengan demikian harus diambil langkah-langkah
untuk melindungi kulit pada lokasi sekitar drainase guna mencegah terjadi
eskoriasi. Hal ini dapat dilakuna dengan memberikan salep pada kulit sebelum
terjadi eskoriasi. Cara lain adalah dengan melakuakn aspirasi getah pankreas
yang bersifat digestif secara terus menerus dari saluran drainase dengan
bantuan alat penghisap
4. Pengobatan
Penelitian
kini sedang dilaksanakan untuk mengkaji efek preparat antiestrogen dan
antiandrogen terhadap kanker pankreas. Pada kanker pankreas rasa nyeri hebat,
diperlukan penggunaan preparat opioid secra bebas; PCA (patient-controlled
analgesia) atau penggunaan analgesik yang dikendalikan oleh pasien sendiri
harus dipertimbangkan pada pasien dengan nyeri hebat dan terus meningkatkan
intensitasnya.
5. Keperawatan
Penanganan
nyeri dan perhatian terhadap kebutuhan nutrisi merupakan tindakan keperawatan
yang penting untuk memperbaiki tingkat kenyamanan pasien. Perawatan kulit dan
tindakan keperawatan yang lain ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri dan
gangguan rasa nyaman ynag disertai ikterus, anoreksia serta penurunan berat
badan yang mencolok. Bantalan karet busa sepanjang tubuh pasien yang diletakkan
di bagian bawah tubuh pasien akan melindungi bagian tubuh yang menonjol dari
penekanan.
Prioritas
keperawatan :
a. Dukungan
adaptasi dan kemandirian
b. Meningkatkan
kenyamanan
c. Mempertahankan
fusngsi fiiologis optimal
d. Mencegah
komplikasi
e. Memberikan
informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
L.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari kista pankreas adalah
metastase ke organ yang lain. Komplikasi potensial dari karsinoma pankreas
yaitu hiperglikemia, hiperinsulinisme, diabete melitus, steatore,
tromboflebitis, hepatomegali, kecenderungan perdarahan, defisiensi vitamin K
dan asites.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan dan atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempeiatan. Pekerjaan mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas, berkeringat malam, serta Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan. Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
Gejala: Kelemahan dan atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempeiatan. Pekerjaan mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas, berkeringat malam, serta Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan. Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
Kebiasaan
: Perubahan pada TD
c. Integritas Ego
Gejala
: Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stress, mis: merokok, minum alkohol, keyakinan/religious.
Masalah
tentang perubahan dalam penampilan, mis : lesi cacat, alopesia, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, serta depresi.
Tanda
: Menyangkal, menarik diri, marah
d. Cairan/Makanan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet).
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet).
Anoreksia,
mual/muntah
Intoleransi
makanan
Perubahan
pada BB: penurunan BB hebat, berkurangnya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.
f.
Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)
Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)
g. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
Pemajanan matahari lama / berlebihan.
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
Pemajanan matahari lama / berlebihan.
Tanda
: Demam, Ruam kulit, ulserasi.
2. Diagnosa
a. Nyeri
berhubungan dengan obstruksi pankreas
b. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, gangguan
sekresi insulin, mual, dare, keletihan
c. Koping
tidak efektif berhubungan dengan perubahan fungsi fisik dan prognosis yang
buruk
d. Resiko
volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolisme tubuh
e. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan obstruksi saluran cerna.
f.
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi penyakit atau ketidaktahuan
tentang penyakit tersebut.
3.
Perencanaan
a. Nyeri
akut berhubungan dengan proses penyakit di tandai dengan :
-
Keluhan nyeri
memfokuskan pada diri sendiri,
-
distraksi /perilaku hati-hati
-
respon autonomik
Kriteria
hasil :
-
melaporkan penghilangan
nyeri maksimal
-
mendemonstrasikan
penggunaan keterampilan relaksasi
-
mengikuti aturan
farmakologis yang ditentukan
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Tentukan
riwayat nyeri
2. Evaluasi
atau sadari terapi tertentu
3. Berikan
tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan
4. Dorong
penggunaan keterampilan managemen nyeri
5. Berikan
analgesik sesuai indikasi. Ubah dari analgesik kerja pendek menjadi kerja
panjang bila diindikasika
6. Berikan
atau instruksikan penggunaan pca dengan tepat
|
1. Informasi
memberikan data dasr untuk mengetahui kebutuhan dan keefektifan intervensi
2. Ketidaknyamanan
rentang luas adalah umum tergantung pada prosedur atau agen yang digunakan
3. Meningkatkan
relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
4. Memungkinkan
pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol
5. Nyeri
adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda.
Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi penilaian dosis dan pemberian
akan di perlukan
Catatan :
adiksi atau ketergantungan pada obat bukan masalah
6. Analgesik
dikontrol pasien sehingga pemberian obat tepat waktu mencegah fluktuasi
pada intensitas nyeri. Sering pada
dosis total rendah akan diberikan metode konvensional
|
b. Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik berkenaan dengan kanker ditandai oleh:
-
Masukan makanan tidak
adekuat
-
Perubahan sensasi
pengecap
-
Kehilangan minat pada
makan
-
Ketidak mampuan untuk
mencerna
-
Berat badan 20% atau
lebih dibawah berat badan ideal
Kriteria
hasil;
-
Mendemstrasikan berat
badan stabil
-
Penambahan berat badan
progresif
-
Normalisasi nilai laboratorium
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Pantau
masukan makanan tiap hari
2. Lakukan
pengukuran antroometrik sesuai indikasi. Lakukan penimbangan BB setiap hari
3. Dorong
pasien untuk makan TK dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan
suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
4. Kontrol
faktor lingkungan
5. Kolaborasi
pemberian vitamin kususnya A,D,E dan B6
6. Kolaborasi
pemberian antasid
7. Kolaborasikan
pemberian kortikosteroid
|
1. Mengidentifikasi
kekuatan atau defisiensi Nutrisi
2. Membantu
dalam identifikasi malnutrisi protein/kalori
3. Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan
produksi sel
4. Dapat
menstimulus respon mual/muntah
5. Mencegah
kekuragan karena penurunan absorbsi vitamin larut dalam lemak. Defisiensi B6
dapat memperberat atau mengeksaserbasi depresi, peka rangsang.
6. Meminimalkan
iritasi lambung dan mengurangi resiko ulserasi mukosa
7. Terapi
kombinasi sering lebih efektif dari pada agen tunggal.
|
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2001.Keperawatan
Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8.EGC: Jakarta
Corwin Elizabeth J.2009. Buku Saku
Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC
Doengoes Marilynn E dkk.1999.Rencana
Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Robbins & Cotran dkk.2008.Buku Saku
Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC
Tucker Susan Martin dkk.2007. Standar
Perawatan Pasien Volume 2 Edisi 7. Jakarta:
EGC
http://pauluspbp.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-kista-pankreas.html
Makasih banyak buat materi'y gan. Ne materi ngebantu ane banget.......
BalasHapus